Senyuman di Minggu Pagi

11:23:00 AM

Sunday morning, begitu orang menyebutnya. Atau dalam bahasa Indonesia berarti "hari Minggu pagi" adalah saat dimana semua orang berbahagia. Hari Minggu hari dimana semua rutinitas selama seminggu berakhir dengan adanya hari libur akhir pekan ini mungkin menjadi hari yang ditunggu-tunggu oleh semua kalangan. Pelajar, karyawan, pekerja dan semua orang yang menjalani rutinitas setiap hari Senin sampai Sabtu pasti merindukan kedatangan hari Minggu ini. Sehingga tak heran jika banyak orang memanfaatkan hari akhir pekan ini untuk sekedar merefreshkan fikiran dan tubuh dengan cara yang mungkin berbeda-beda tentunya.

Seperti saya ini, yang cukup menghabiskan hari Minggu saya dengan menjauhkan segala fikiran yang berhubungan dengan kepenatan (kecuali jika sedang ada agenda penting di hari Minggu). Contohnya dengan olahraga pagi. Eits, jangan salah, banyak manfaatnya lho. Walaupun hanya sekedar lari pagi, olahraga di pagi hari itu menyimpan banyak profit. Layaknya olahraga-olahraga yang lainnya, lari pagi tetap bisa menjaga agar tubuh tetap bugar. Tidak percaya? Kalau tak mencobanya, tak akan pernah tau hasilnya, right?

Minggu itu, 9 Januari 2011, seperti biasa jam 6 pagi saya sudah standby di depan kamar kos bersiap untuk lari pagi. Let's go!!! Diawali dengan lari-lari kecil dimulai dari blok D-1B terus menyusuri Gang Wuni sampai jalan Kaliurang. Tanpa menghentikan lari, saya pun melanjutkannya dengan menyusuri jalan Kaliurang menuju ke Balairung dengan kecepatan langkah yang sama. Dan seperti biasa pula disepanjang jalan saya menjumpai orang-orang yang sedang sibuk melakukan aktivitas di Minggu pagi mereka. Ada orang tua yang sedang bermain dengan anak mungilnya, ada pemuda yang sedang mencuci mobil di halaman rumahnya, ada juga mbak-mbak yang sedang menyapu halaman depan rumahnya. Bahkan ada yang hanya sekedar duduk santai sambil membaca koran di teras rumahnya. Dan tidak sedikit pula orang yang melakukan aktivitas sama dengan saya di sepanjang jalan, lari pagi. Yah, begitulah suasana Minggu pagi yang sedikit membuat saya tersenyum tipis ketika melihatnya.

Sampai di Balairung, seperti biasa tidak sedikit pula saya jumpai orang-orang sedang beraktivitas di sana. Sebagian besar dari mereka ya olahraga. Ada yang berlari-lari, ada yang gowes sepeda, ada yang bermain bulutangkis, ada juga yang senam pagi bersama-sama. Namun ada juga orang yang mungkin niatnya olahraga tapi sampai sana hanya sekedar foto-foto. Hmmm.. boleh lah.. Itung-itung bisa sedikit membukakan senyum saya dari yang tipis menjadi sedikit lebar.

Lari, naik turun tangga, sit up, push up, itulah yang saya lakukan di Balairung. Yah, semua itu sudah cukup untuk mengeluarkan keringat dari tubuh saya. Menyehatkan? Pasti!!! Selesai itu semua kemudian saya lanjutkan lari-lari kecil mengelilingi lapangan GSP. Walaupun hanya sekali, cukup melelahkan juga ya. Sehingga saya putuskan untuk berhenti berlari dan melanjutkan perjalanan Minggu pagi saya ke pasar Minggu pagi UGM.

Orang biasa menyebutnya "sunmor" yang merupakan singkatan dari Sunday Morning. Pasar yang hampir setiap hari minggu digelar di sepanjang ruas jalan di sekitar kampus Gadjah Mada ini kerap menjadi persinggahan saya untuk melepas lelah selepas lari pagi. Sekedar minum-minum dan nyemil-nyemil makanan kecil yang dijual di sana.

Banyak orang? Tentu. Dari yang tua sampai anak kecil berbondong-bondong ke UGM hanya untuk menikmati suasana sunmor yang begitu khas. Tujuannya juga macem-macem. Ada yang seperti saya ini. Ada juga yang sengaja datang ke sana untuk refreshing alias jalan-jalan. Ada pula yang hanya numpang lewat. Dan yang pasti juga banyak orang yang sedang mengamalkan "simpul perdagangan" di sana.

Semua orang sibuk melakukan aktivitasnya sendiri-sendiri. Yang berdagang sibuk melayani pembelinya. Yang jalan-jalan sibuk tengok depan belakang, lirik samping kanan kiri. Yang beli sibuk nawar-nawar barang. Ada pula pengamen yang sedang serius bernyanyi mengharapkan apresiasi dari pendengarnya. Ekspresi mereka pun bermacam-macam. Ada yang menawarkan barang jualannya dengan penuh semangat meneriakkan kalimat-kalimat kocak. Ada senyum-senyum sendiri bercanda dengan teman-temannya atau pasangannya. Ada pula penjual yang hanya diam saja menunggu pembeli berdatangan ke warungnya. Ada juga pengunjung yang terkagum-kagum melihat pertunjukkan yang kebetulan sedang digelar ketika itu.

Suasana yang hanya ada di hari Minggu pagi ini memang begitu khas. Paten bin tulen. Orangnya yang bermacam-macam menambah warna kekhasan sunmor ini. Dari muda sampai tua, orang Jawa sampai orang Papua, mahasiswa UGM sampai mahasiswa UII, dari yang suka becanda sampai yang mudah marah, semua ada disana. Barang-barang yang dijual pun banyak macamnya. Dari baju sampai celana, dari sepatu sampai topi, dari makanan ringan sampai makanan berat, dari handuk sampai keset, aneka minuman, aneka aksesoris dari gelang sampai jam tangan, dan barang-barang unik lainnya dipamerkan di sunmor. Canda, tawa, persahabatan, persaudaraan, keanekaragaman, keunikan, menjadi satu di Minggu pagi. Sehingga tak ayal saya pun kembali tersenyum lebih lebar melihat suasana yang begitu khasnya.

Selesai melepas lelah saya pun kembali berjalan. Berjalan sambil melihat barang-barang jualan siapa tau saya tertarik untuk membelinya (walaupun ketika itu saya hanya membawa uang 5000 IDR). Dan ternyata benar bnyak yang ingin saya beli (hanya ingin saja ya.. hahahah), tapi apa daya saya tidak sanggup membelinya ketika itu. Saya pun memutuskan untuk pulang saja.

Sayang beribu sayang senyuman yang selalu muncul ketika itu harus dinodai dengan fikiran negatif saya. Entah ini saya yang terlalu negatif atau memang negatif keadaannya. Disepanjang perjalanan di sunmor saya tidak menemukan satupun tempat sampah. Cukup ironis. Hingga saya pun bingung mau buang sampah bekas minuman saya dimana. Yah, barulah setelah saya berjalan 500 meter ke arah kos saya menemukan gundukan sampah yang sepertinya siap untuk dibakar. Saya pun membuang bekas minuman saya disana.

Padahal sudah banyak semboyan-semboyan dimana-mana. "Buanglah sampah pada tempatnya". Tapi kalau tidak ada tempatnya lalu mau buang dimana? Memang kebersihan itu bukanlah hal yang penting. Tapi sangat penting. Saya ulangi, sangat penting!!! Salah satu parameter Kota atau Negara itu maju adalah dilihat dari kebersihannya. Kalau Indonesia belum bisa menjaga kebersihannya, jangan harap Indonesia bisa maju. Solusinya? Mulailah dari diri sendiri, dan mulailah dari yang kanan, right?

You Might Also Like

2 comments

  1. Salah satu parameter kota atau negara itu banyak bencana, juga dilihat dari kebersihannya.

    ReplyDelete
  2. hooo.. jelas.. makanya indonesia banyak bencananya ya..

    ReplyDelete