Sepenggal Pelajaran dari Depapepe

6:33:00 AM

Berawal dari sebuah acara training di tempat saya belajar yang kemudian sering memutar instrumen-instrumen yang easy listening dan bikin enjoy telinga. Memang dasar saya orang yang tipe audio banget sehingga mudah untuk jatuh cinta dengan sebuah lagu hanya dengan sekali atau dua kali putar. Seketika langsung saya kepoin lagu enak tersebut.

Ketemulah sebuah lagu berjudul, "Ii hi datta ne" yang dimainan oleh grup musik asal Jepang, Depapepe. Yap. Tau kan? Saat itu memang saya tidak merasa asing dengan nama grup tersebut. Semenjak itu saya jadi makin penasaran dengan grup band yang digawangi oleh dua orang gitaris keren itu. Lagu demi lagu saya cari. Dan ternyata memang keren-keren ya lagunya.

Mulai kepo yang lain deh. Dari biografinya, discographynya, riwayat karirnya, sampai filosofi-filosofi lain tentang duo gitaris tersebut. Sampai pada akhirnya ada satu hal yang cukup menarik perhatian saya sehingga cukup terinspirasi dibuatnya.

Satu hal yang cukup inspiring tersebut adalah bagaimana mereka memberikan nama untuk grup mereka. Depapepe itu berasal dari dua kata dalam bahasa Jepang yang merupakan nama panggilan dari kedua personel tersebut. Miura "Depa" Takuya dan Tokuoka "Pepe" Yoshinari. Tau nggak gais, Deppa itu kalau di-bahasa Inggris-kan artinya overbite, atau kalau dalam bahasa Indonesia berarti tonggos. Sedangkan Pepe itu diambil dari grup band si Tokuoka sebelumnya yang bernama Derupepe.

Yang jadi sorotan saya adalah si Depa itu. Memang secara tampilan kasat mata, dia ini (mohon maaf ya) terlihat giginya maju ke depan. Apalagi kalau sedang tampil membawakan musiknya sering melakukan pergerakan buka tutup mulutnya sesuai dengan irama lagunya. Yes! He looks so confidence! Seakan-akan dunia miliknya. Tak peduli bagaimana penampilannya, yang penting dia bisa menunjukkan skill dan kelebihannya.

Bagi sebagian besar kita barangkali sering menyembunyikan sesuatu yang menurut kita tidak enak dipandang. Malu dengan kekurangan dalam hal tampilan, sehingga kadang dibuat minder olehnya. Tidak berani tampil dan segala macemnya. Mungkin kita perlu belajar dari si Depa. Alih-alih menyembunyikannya, dia malah mengatasnamakan grup bandnya dengan sesuatu yang mungkin menurut orang aneh. Bangga dengan kekurangannya. Ah, kekurangan itu hanya bahasa saya kali ya, bagi dia itu mungkin tidak pernah dianggap sebagai kekurangan.

Melupakan kekurangan, fokus pada kemampuan! Itu pelajaranya. Seringnya kita terlalu berlarut-larut pada kekurangan. Sehingga terkadang kita terhenti bahkan enggan untuk memaksimalkan potensi yang sebenarnya ada dalam diri kita. Boro-boro memaksimalkan, mencoba mencari potensi diri aja nggak. Kekurangan sejatinya bukanlah hal yang seharusnya menghentikan langkah kita. Apapun bentuknya. Semestinya ianya jadi pelajaran berharga bagi kita untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan.

Bisa jadi justru kekurangan tersebut lah yang menjadi sebuah nilai lebih bagi kita. Yap! Hari ini mas Depa telah membuktikannya. :) Arigatou na, Depa san!

Semoga bermanfaat ya ^_^

You Might Also Like

0 comments