Let's say, "That's our duty" not "That's your duty"

9:41:00 AM

Indonesia banyak masalah? Dari dulu juga udah gitu. Mau diapa-apakan juga tetap saja masalah akan selalu muncul. Selesai masalah ini, muncul masalah itu. Selesai masalah itu, muncul masalah baru yang lain. Begitu seterusnya. Ya, sunnatullahnya emang begitu.

Masalah politik, pendidikan, kriminalitas, sosial, dan sebagainya, banyak terjadi di Indonesia di satu dekade akhir ini. Apalagi hobi media yang suka mengheboh-hebohkan permasalahan, semakin membuat masalah-masalah tersebut semakin muncul di permukaan. Sehingga, masyarakat jauh lebih banyak tau tentang berita-berita yang mengandung masalah, daripada non masalah.

Contoh saja, masalah korupsi sapi yang beredar akhir-akhir ini. Pedagang sayur pasti tau masalah itu. Tapi coba tanyakan si penjual sayur tersebut, tau gak Indonesia pernah meraih medali emas di Olimpiade Matematika Internasional? Atau, tau gak kemarin Ahsan dan Hendra meraih medali emas di ajang Sudirman Cup? Saya ragu-ragu kalau mereka tau semua.

Kalau kata Pak Anies Baswedan, itu adalah efek dari sindrom Collective Pessimism, alias pesimis berjamaah yang melanda di Indonesia akhir-akhir ini. "Pesimis kok berjama'ah?". Tilik saja mulai tayangan televisi yang lebih banyak sinetronnya daripada tayangan yang berkualitas, tayangan berita yang lebih banyak kasus kerusuhan daripada berita prestasi-prestasi anak negeri, hingga tayangan infotainment yang selalu menyuguhkan kisah sedih selebritis dan lain sebagainya yang hampir kesemuanya beraromakan negatif. Hingga efeknya, pola pikir masyarakat pun ikut-ikutan jadi pesimis.

Hal ini tentu menjadi sesuatu yang sangat tidak kita -masyarakat Indonesia- inginkan. Berkutat dengan pesimisme berarti sama dengan mempertahankan, bahkan memperburuk keterpurukan. Siapa coba yang ingin dirinya semakin terpuruk? Dan merubah 180 derajat keadaan tersebut adalah jadi solusi terbaiknya.

Tentunya untuk melakukan perubahan tersebut butuh dukungan penuh dari seluruh masyarakat. Karena pemerintah bukanlah malaikat yang bisa membalikkan keadaan negaranya begitu saja. Butuh dukungan rakyatnya. Jangan katakan "That's your duty!", tapi katakan lah "That's our duty!". Masalah pendidikan, ekonomi, dan sebagainya bukan masalah pemerintah, tapi itu masalah kita, masalah masyarakat Indonesia. Jadi kalau ingin masalahnya selesai, ya kita harus ikut turun tangan.

Menyelesaikan masalah tersebut pun memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh terobosan-terobosan dan usaha yang ekstra dari segenap masyarakat Indonesia. Masalah moral misalnya. Tidak bisa pemerintah hanya membuat peraturan-peraturan yang mengatur tentang moral-moral bagi rakyatnya, tapi juga butuh dukungan masyarakat untuk menerapkan dan istiqomah terhadap moral-moral tersebut. Masalah pendidikan juga, tidak bisa pemerintah hanya memperbaharui kurikulum begitu saja. Tapi juga butuh peran masyarakat untuk memahami dan menerapkan pentingnya kurikulum tersebut sebagai landasan dalam proses belajar mengajar.

Ya lagi-lagi, "That's our duty, guys!". Siapapun kita, itu masalah kita! Dan pastikan kita berada pada jalur yang benar terhadap permasalahan tersebut. Mengubah Indonesia itu ibarat mengubah arah kemudi kapal tengker yang panjangnya 1 kilometer. Ketika kemudi tersebut kita belokkan, kapal tidak serta merta langsung membelokkan diri, mungkin butuh 3-5 kilometer dulu baru bisa berupah arahnya. Tidak seperti kapal boat yang ketika dibelokkan arahnya, langsung kapalnya belok ke arah yang diinginkan.

Akhirnya, pastikan kita mengubah arah kemudi ke arah yang benar. Mungkin 20 atau 30 tahun lagi kita atau mungkin anak kita yang akan merasakan efek dari perubahan arah kemudi tersebut. Istiqomah dengan perubahan, dan komitmen dengan niat "hijrah" yang kita inginkan jadi kunci utama. Sudah lah, mengeluh itu tidak akan mengubah keadaan, justru sebaliknya. Jadi? Ingin jadi bagian dari sejarah perubahan bangsa Indonesia? Jawabannya ada pada diri kita

Semoga bermanfaat ya.. ^_^

You Might Also Like

1 comments

  1. Sana gih balik ke Brebes. Banyak masalah di Brebes yg tidak tersiar di media dan menanti untuk dituntaskan.

    ReplyDelete