Setidaknya Pagiku Lebih Cerah

11:21:00 PM

Sudah hampir empat bulan saya di sini. Empat bulan yang menurut saya sangat berarti dan lebih dari kata cukup. Ah, tidak hanya cukup, lebih dan bahkan sangat lebih. Sehingga tak ada kata lain selain bersyukur dan terus bersyukur atas segala nikmat ini. Yah, namanya saja rezeki, datangnya selalu tak terduga-duga. Alhamdulillah yah. =)

Bukan hanya wujud tempat tinggal saja yang berubah, bahkan lingkungan pun benar-benar ikut berubah. Benar-benar drastis dan jauh berbeda dengan sebelumnya. Parameter kemakmuran saya pun melonjak naik seiring dengan perubahan-perubahan tersebut. Hehe. Yah, jangan kaget kalau kalian sudah lama tidak bertemu saya kemudian tiba-tiba bertemu sehingga pangling dengan kesuburan tubuh saya. Hehe.

Mungkin memang ini yang saya butuhkan saat ini. Allah benar-benar Maha Tahu segalanya. Tahu apa yang sebenarnya saya butuhkan, bukan yang saya inginkan. Disaat hati ini membutuhkan penjaga, maka Ia pun berikan penjaga-penjaga amalan-amalan saya di dunia. Disaat fikiran ini membutuhkan penghibur, maka Ia pun berikan hiburan-hiburan dengan caraNya. Disaat ruh ini membutuhkan petunjuk, Ia pun berikan jalan menuju kebenaran. Semua terasa seperti terskenariokan. Saya seperti seekor burung tersesat yang menemukan segerombolan burung lain yang terbang ke arah yang benar.

Pertama, dari segi fisik memang jauh berbeda antara kost dengan rumah. Rumah jelas lebih luas daripada kost yang hanya berukuran 3x3 meter. Untuk fasilitas, jelas di rumah ini juga lebih menjanjikan keefektifitasan. Dengan tersedianya perabot rumah tangga yang lebih ciamik dan lebih canggih semua aktifitas sehari-hari semakin terfasilitasi. Alhamdulillah yah.

Kedua, dari segi lingkungan. Kalau yang ini tidak usah ditanya lagi. Beberapa program-program harian dan bulanan yang saya lakukan bersama-sama mereka di sini jelas-jelas tak pernah saya temukan ketika di kost. Tinggal bersama orang-orang yang masih "lugu" membuat saya jadi ikut-ikutan "lugu", hehe. Sehingga ekspektasi saya untuk menjadi seorang "preman" sangatlah kecil. Kebiasaan-kebiasaan buruk mulai terreduksi. Pola hidup tidak sehat kini berganti dengan pola hidup agak sehat. Pokoknya, di sini saya bisa menjumpai pagi hari yang lebih cerah. Alhamdulillah yah.

Ketiga, kebersamaan. Hidup satu rumah dengan hidup satu kost walaupun sama-sama satu atap tetap saja atap rumah lebih bisa menyatukan orang-orang di bawahnya. Kebersamaan dan kekompakkan memang sudah menjadi harga mutlak kalau tidak ingin menjadi anggota rumah yang "badung". Hampir semua kegiatan di rumah (kecuali kegiatan pribadi lho ya). dilakukan secara berjama'ah. Yah, bahkan sampai minum teh aja berjama'ah. Totem pro parte, pars pro toto. Alhamdulillah yah.

Terakhir, melihat jauh ke depan. Mungkin ini salah satu jalan yang mempermudah titian menuju karir saya di depan. Dengan semakin banyaknya silaturrahim dan koleksi jaringan, mungkin saya sedang disuruh untuk sedang dilicinkan jalannya menuju sesuatu yang dicitakan. InsyaAllah. Ya tentunya senantiasa dengan diiringi oleh ikhtiar dan tawakkal. Alhamdulillah yah.

Semua pasti bisa jadi lebih baik. Entah di sini atau di sana, asal ada kemauan untuk menjadi lebih baik, insyaAllah dimudahkan jalannya. Perkara bagaimana Ia memudahkan jalan kita, tergantung kita juga bagaimana mengusahakannya. Dan ternyata usaha juga tidak cukup untuk melicinkannya. Berusaha dan beramal. Mungkin dengan dilakukannya sepasang kata tersebut kemudahan akan senantiasa menjadi teman sehari-hari kita. InsyaAllah.

Hanya ingin berbagi ilmu dan suri tauladan. Bahwasannya manusia harus pandai bersyukur. Apapun kondisinya. Bagaimanapun juga keadaan kita, pasti ada orang-orang yang lebih tidak beruntung dari kita. Dan satu hal yang tak kalah penting juga adalah, bagaimana kita menyikapi keterpurukan kita sebagai kebahagiaan yang tertunda. InsyaAllah.

You Might Also Like

0 comments