Jangan Sok Suci! Istiqomahlah dalam Kesucian!
7:22:00 AM
Lagi-lagi pagi-pagi sudah ditampar aja dengan tulisan-tulisan teman di blog sebelah. Efek dari ngepoin blog orang. Gapapa lah, ini namanya "Kepo Produktif". hehehe. Jadi pengen nulis tentang ini, sebagai bahan introspeksi buat saya khususnya. Emang kudu banyak-banyak istighfar ya. *Astaghfirullahal'adziim*
Semua tentang ujub. Penyakit hati ini sungguh sangat halus bersemayam di hati manusia. Kalau kita tidak jeli melihatnya, syaiton akan semakin membutakan hati kita. Na'udzubillahi min dzaalik.
Saya kutip hadistnya aja deh ya, “Janganlah engkau tertipu dengan pujian orang lain yang menghampirimu. Sesungguhnya mereka yang memuji tidaklah mengetahui dirimu sendiri kecuali yang nampak saja bagi mereka. Sedangkan engkau sendiri yang mengetahui isi hatimu." “Barangsiapa yang begitu girang dengan pujian manusia, syaithon pun akan merasuk dalam hatinya.”( Iqozhul Himam Syarh Matn Al Hikam, Ibnu ‘Ajibah, hal. 159, Mawqi’ Al Qaroq, Asy Syamilah).
Ujub itu gak jauh-jauh dari istilah pujian. Orang yang ujub adalah orang yang gila akan pujian. Selalu mengharap banyak orang akan memujinya. Itu orientasi utama orang yang punya sikap ujub. Nah, kalau kita orientasinya udah kayak gitu, bahaya! Pasang alarm! Introspeksi! Lebih bahaya lagi, kalau ibadah jadi orientasi utamanya. Sungguh bahaya! Itu ujub tingkat dewa namanya!
Ada si Fulan. Dia ahli ibadah. Amalan wajib dan sunnahnya gak pernah lewat. Namun ketika dia berbicara, seakan mengindikasikan bahwa dia yang paling benar. Lebih celaka lagi, keterangan yang dia berikan selalu mengungkit-ungkit tentang ibadah yang dia lakukan.
Bisa kita simpulkan si Fulan di atas terjangkit ujub sughro (emang ada ya?). Hehehe. Tapi efek yang dihasilkan dari ujub sughro ini bisa jadi sangat kubro. Bisa jadi amalan yang dilakukannya sia-sia saja. Bisa jadi juga amalan yang istiqomah dibuatnya malah menjerumuskan ke jurang dosa. Na'udzubillah.
Bahasa kasarnya "Sok Suci"! Entah di jaman sekarang ada orang seperti si fulan itu atau tidak, WAllahu a'lamu, yang jelas itu termasuk perbuatan dzolim. Iya, mendzolimi diri sendiri dengan perbuatan yang sia-sia. Mendzolimi diri dengan membiarkan syaithon masuk dalam hatinya.
Maka ber-rendah hati-lah! Rendah hati adalah sebaik-baiknya sikap untuk setiap tindakan dan amalan yang kita lakukan. Kebaikan amalan yang kita lakukan, akan rusak jika kita salah menyikapinya. Sedikit saja salah, rusak susu sebelanga.
Tak perlu menunjukkan kita itu "benar", orang lain akan tau sendiri kok. Tak perlu menunjukkan kita itu orang yang "Suci", cukuplah kita pada keistiqomahannya saja. Pendapat orang lain belakangan. Tak perlu khawatir akan tidak bisa beramar ma'ruf. Bukankah Allah akan memberikan hidayah di saat dan kepada orang yang tepat dan sudah siap? Cukup tundukkan kepala, dan beristiqomahlah dalam kesucianmu! :)
Semua tentang ujub. Penyakit hati ini sungguh sangat halus bersemayam di hati manusia. Kalau kita tidak jeli melihatnya, syaiton akan semakin membutakan hati kita. Na'udzubillahi min dzaalik.
Saya kutip hadistnya aja deh ya, “Janganlah engkau tertipu dengan pujian orang lain yang menghampirimu. Sesungguhnya mereka yang memuji tidaklah mengetahui dirimu sendiri kecuali yang nampak saja bagi mereka. Sedangkan engkau sendiri yang mengetahui isi hatimu." “Barangsiapa yang begitu girang dengan pujian manusia, syaithon pun akan merasuk dalam hatinya.”( Iqozhul Himam Syarh Matn Al Hikam, Ibnu ‘Ajibah, hal. 159, Mawqi’ Al Qaroq, Asy Syamilah).
Ujub itu gak jauh-jauh dari istilah pujian. Orang yang ujub adalah orang yang gila akan pujian. Selalu mengharap banyak orang akan memujinya. Itu orientasi utama orang yang punya sikap ujub. Nah, kalau kita orientasinya udah kayak gitu, bahaya! Pasang alarm! Introspeksi! Lebih bahaya lagi, kalau ibadah jadi orientasi utamanya. Sungguh bahaya! Itu ujub tingkat dewa namanya!
Ada si Fulan. Dia ahli ibadah. Amalan wajib dan sunnahnya gak pernah lewat. Namun ketika dia berbicara, seakan mengindikasikan bahwa dia yang paling benar. Lebih celaka lagi, keterangan yang dia berikan selalu mengungkit-ungkit tentang ibadah yang dia lakukan.
Bisa kita simpulkan si Fulan di atas terjangkit ujub sughro (emang ada ya?). Hehehe. Tapi efek yang dihasilkan dari ujub sughro ini bisa jadi sangat kubro. Bisa jadi amalan yang dilakukannya sia-sia saja. Bisa jadi juga amalan yang istiqomah dibuatnya malah menjerumuskan ke jurang dosa. Na'udzubillah.
Bahasa kasarnya "Sok Suci"! Entah di jaman sekarang ada orang seperti si fulan itu atau tidak, WAllahu a'lamu, yang jelas itu termasuk perbuatan dzolim. Iya, mendzolimi diri sendiri dengan perbuatan yang sia-sia. Mendzolimi diri dengan membiarkan syaithon masuk dalam hatinya.
Maka ber-rendah hati-lah! Rendah hati adalah sebaik-baiknya sikap untuk setiap tindakan dan amalan yang kita lakukan. Kebaikan amalan yang kita lakukan, akan rusak jika kita salah menyikapinya. Sedikit saja salah, rusak susu sebelanga.
Tak perlu menunjukkan kita itu "benar", orang lain akan tau sendiri kok. Tak perlu menunjukkan kita itu orang yang "Suci", cukuplah kita pada keistiqomahannya saja. Pendapat orang lain belakangan. Tak perlu khawatir akan tidak bisa beramar ma'ruf. Bukankah Allah akan memberikan hidayah di saat dan kepada orang yang tepat dan sudah siap? Cukup tundukkan kepala, dan beristiqomahlah dalam kesucianmu! :)
0 comments