Begitu Banyak Demo Anti Korupsi dan Sangat Jarang Demo Anti Menyontek
9:11:00 PMOmong-omong soal demo anti korupsi yang terjadi di Indonesia, agak-agaknya saya mulai sedikit bosan dengan praktek tindakan tersebut. Entah itu korupsi oleh aparatur negara, sampai dengan korupsi-korupsi yang dilakukan pejabat kampus. Alasannya? Yang pertama, demonya gitu-gitu aja, standar demo lah. Mbok ya dikasih ide kreatif apa gitu, biar yang mendemo gak bosen, dan yang didemo pun merasa bahwa "Oh saya lagi didemo toh. Ok, saya harus berubah". Intinya memberikan efek dan kebermanfaatan yang nyata. Katanya mahasiswa (kebanyakan pendemo memang mahasiswa, walaupun ada juga yang bukan mahasiswa), tunjukkin dong kreatipitasnya! Tapi jangan tanya saya ya, saya kan bukan mahasiswa. =P
Yang kedua, seharusnya yang didemo itu bukan mereka-mereka pejabat yang udah nglakuin korupsi. Mereka mah sudah terbiasa dengan praktek-praktek tersebut, sudah membudaya. Dan tau sendiri lah, yang namanya budaya relatif lebih musnah untuk dihilangkan. Kalau memang mau yang relatif lebih mudah ya sekalian musnahkan aja pelakunya. Hehehe. Nah yang seharusnya didemo itu siswa-siswa atau mahasiswa yang doyan menyontek. (nah lo, gak usah langsung nutup artikel ini gitu dong. hehe =D). Lah kok mereka yang didemo? Iya, soalnya menyontek itu lah awal dari munculnya budaya korupsi. Kebiasaan berbuat curang untuk mendapatkan nilai gendut, mengakibatkan terbiasa juga berbuat curang untuk mendapatkan rekening gendut.
Cara paling efektif supaya jamur tidak berkembang adalah dengan membuat tempat tetap kering, supaya bibit jamur tidak bersemayam. Cara paling efisien untuk membasmi koloni nyamuk adalah dengan cara memusnahkan sarangnya. Nah, begitu juga dengan, cara paling efektif dan efisien untuk membasmi korupsi juga ya dengan memastikan generasi-generasinya tetap bersih dan memusnahkan budaya-budaya yang mengindikasikan perbuatan korupsi.
Nah, entah kenapa saya berindikasi bahwa jarangnya aksi menolak untuk menyontek itu dikarenakan masih banyaknya praktek "bibit korupsi" di masyarakat sekarang ini. Atau mungkin masyarakat belum faham akan bahaya dari korupsi sughro ini. Ya semoga tulisan ini bisa memahamkan.
Bukannya apa-apa loh ya, saya cuman ingin ngingetin aja, jangan sampai di sana teriak "tolak korupsi", "bunuh koruptor", tapi di belakang ternyata "bibit koruptor". Wah, ini yang sebenarnya jauh lebih berbahaya dari koruptor itu sendiri. Musuh dalam bed cover. Hehehe.
Pesan terakhir, jadikan sekolah atau kampus bukan cuman buat latihan demo biar terkenal aja, tapi belajar lah mulai dari sekolah sampai kampus untuk berbuat 'bersih' supaya nanti kalau udah terkenal gak sering didemo. Hehehe.
Semoga bermanfaat ya. ^_^
1 comments
good..
ReplyDelete