Genap sudah 1 bulan saya berada di sini, di tempat pengabdian ini. Loh, kok cuman 1 bulan? Bukannya 3 bulan? Secara keseluruhan memang bener 3 bulan di Sebuku, tapi di Kalas ini, 30 hari saja memang. :)
Yes, Kalas, a five letter word. Akhirnya saya dimutasi dari Pembeliangan ke kilo empat ini jauh lebih dini dari rencana awal. Awalnya saya direncanakan pindah ke kalas ini setelah 6 bulan di Pembeliangan. Tapi karena sebuah keadaan yang darurat, belum genap dua bulan dilemparlah sudah saya.
Lantas, emang berbeda kondisinya sama yang dulu? Jelas!
Pertama, lokasinya yang semakin jauh saja dari peradaban. Kalau dari nunukan harus dua kali naik kendaraan air, naik sepid dan sampai pembeliangan harus naik perahu ketingting sekali ke Kalas. Dari kalas naik ojek lagi ke kilo empat. Semakin jauh dan tentunya ongkos menuju ke sana pun bertambah.
Kedua, kualitas sinyal HSDPA berkurang. Walaupun memang disini juga mendapat sinyal indosat. Jadi aja berselancarnya tidak sekencang ketika di pembeliangan.
Ketiga, masalah air masih menjadi momok di sebuku ini. Di Kalas ini sumber air hanya dari hujan dan sumur. Ya, hanya dua itu saja. So, minum pun pakai air hujan, mandi pakai air sumur.
Terakhir, yang paling keren dan out of the box adalah tempat tinggal saya sekarang. Tinggal di rumah tak berdinding milik Pak Amrino bersama keluarganya merupakan sesuatu yang SubhanAllah buat saya. Hingga akhirnya saya dibuatkan bilik sederhana berdindingkan terpal dan beberapa papan. Tak berpintu dan tak berjendela. Setiap hari bangun dengan kondisi menggigil jika tidak menggunakan "kostum" khusus tidur.
Begitu pun semuanya harus saya syukuri. Sungguh begitu banyak alasan untuk bersyukur. Masyarakat sangat welcome dengan kedatangan saya di kalas ini. Bahkan ternyata yang membuat saya disegerakan pindah ke sini adalah atas permintaan mereka. Kemudian siswa-siswanya pun begitu bersemangat mendapatkan ilmu-ilmu baru dari saya.
Generally, masyarakat Kalas ini sadar pendidikan. Mereka begitu peduli dengan masa depan, terutama untuk anak-anak mereka. Banyak orang bilang wajar, penduduk di sini semuanya adalah transmigran. Tepatnya orang Bugis yang tinggal di Kalimantan.
This is the real "Penempatan". Itu yang saya rasakan di sini. Setelah sebelumnya merasakan hidup di pembeliangan, saya rasa di sini lebih pantas sebagai tempat "Penempatan". Akan lebih banyak kisah yang akan saya ukir, di sini, di tanah juang ini. InsyaAllah!