Dua hari di nunukan yang subhanAllah banget. Sekali dayung benar2 4 pulau terlampaui. Mulai dari pulau Tarakan, Pulau Nunukan, Pulau Sebatik sampai Pulau besar Kalimantan. Yosh! Keliling Kepulauan Borneo dalam 2 hari, pertama kali seumur hidup!
Lautan, sungai, hutan, rawa, sampai kebun sawit menjadi pemandangan yang sudah sangat mainstream selama perjalanan mendayung 4 pulau ini. Hingga akhirnya sampailah di tempat tinggal sementara selama setahun, dekat dermaga, Desa Pembeliangan, Kecamatan Sebuku.
Di rumah pak Muhtarom tepatnya. Beliau adalah kepala sekolah Sd n sebuku 1, tempat saya mengajar nanti. Bangunanya tepat di samping sekolah. Di depannya ada lapangan voli milik sekolah. Beliau ternyata punya warung kecil yang menjual jajanan untuk anak sekolah yang setiap harinya diurusin sama istrinya.
Actually, di Pembeliangan ini daerahnya cukup ramai. Karena dekat dengan pusat transportasi antar pulau, dermaga. Pemukiman warga juga banyak di sini. Ada sekitar 500 kepala keluarga yang tinggal di desa pembeliangan ini.
Konon hidup disini itu gampang2 susah. Gampangnya, karena saya tinggal dengan pak kepala sekolah. Hehehe. Susahnya, wah kalo ini mah gak usah ditanya lagi. Mari kita mulai dengan akses transportasinya. Krndaraan umum macam angkot apalagi taksi gak ada disini. Hanya ada ojek saja angkutan umum di sebuku ini. Kalau mau ke perkotaan harus naik speed boat menuju nunukan selama 3 jam. Ongkosnya 200ribu sekali jalan. Atau ke malinau pake ojek baru disambung pake damri dari onsoi selama 3 jam pula. Kalau yang opsi kedua ini lebih murah ongkosnya hanya sekitar 100ribu sekali jalan.
Lanjut susah berikutnya adalah biaya hidup di sini yang cukup memeras otak juga memeras kantong. Rata2 harga barang disini 2 kali lipat harga di jawa. Bensin di jawa cuman 6500 disini sampai 13000. Gorengan yang di jawa cuman 500 disini dijual 1000. Lebih parah lagi listriknya, kalau dijawa sebulan paling hanya 100-200ribu disini sampai 500ribu per bulan. Jadi gak usah ditanya lagi ya kalo masalah mahal-memahal harga barang dan makanan di sini mah.
Susah terakhir nih, yaitu masalah fasilitas. Listrik di sini gak kayak di jawa yang selalu nyala 24 jam. Hanya dari jam 6 sore sampai jam 12 malam saja sudah listrik menyala disini. Baru kapasitas watt listriknya juga terbatas. Mungkin kurang dari 450 watt. Jadi tidak bisa kita seenak jidat colok sana sini barang-barang elektronik.
Air bersih juga sulit didapat di sini. Sumber air untuk MCK aja diperoleh dari air tadah hujan dan air rawa-rawa. Sebagian besar kamar mandi di sini menggunakan air rawa-rawa. Ya, mereka mandi dengan air itu. Airnya berwarna kekuning2an seperti banyak mengandung zat logam.
Untuk air minum? Harus beli! Pilihannya dengan membeli air galon seharga kira2 20ribuan atau membeli air profil (tanki besar) seharga 150ribu.
Ya, begitulah sekilas kondisi di sini, Nunukan, North Borneo. Kalau bukan karena satu kata, pengabdian, tak lekang sudah saya di sini. Bukankah menyalakan lilin jauh lebih baik daripada sekedar mencerca kegelapan? Yes, sekarang lah saatnya. Think big, start small act now!