Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia untuk mengganti kurikulum KTSP menjadi Kurikulum 2013 tentunya menghadirkan pro dan kontra dari berbagai pihak. Namun pada kenyataanya lebih banyak yang menyayangkan dengan adanya pergantian kurikulum ini. Alasannya pun bermacam-macam. Dari yang karena beberapa mata pelajaran dihapus, sampai dengan relevansi kompetensi dasar yang diperbaharui kurang mengena. Mereka (yang kontra terhadap Kurikulum 2013) menganggap bahwa adanya Kurikulum 2013 hanya mengada-adakan proyek saja. Proyek yang dibuat oleh Kemendikbud sebagai cara untuk sekedar menghabiskan anggaran dana pendidikan Indonesia yang 20% itu. Ya, itu hanya opini mereka. Wajar lah ketika sebuah kebijakan baru menuai banyak kritik, apalagi di negeri kita ini.
Berbicara anggaran dana pendidikan, menurut beberapa artikel dari sumber yang cukup terpercaya, bahwa anggaran dana yang disiapkan untuk Kurikulum 2013 ini mencapai sekitar 2,4 Triliun rupiah. Nilai uang yang tidak bisa kita bilang sedikit. Banyak? Nggak, tapi banyak banget! Sementara dari 2,4 T itu, sekitar 1 Triliun lebih dianggarkan untuk pengadaan buku baru Kurikulum 2013, menurut rencana awal penganggaran. Hampir separo atau bahkan lebih dari total anggaran. Sehingga, tentunya masyarakat Indonesia, khususnya yang berkecimpung di bidang pendidikan berharap banyak, dengan dana sebanyak itu masa depan pendidikan di Indonesia kudu lebih ciamik dan membawa hasil yang real kepada perbaikan kualitas pendidikan.
Menilik sebentar ke kancah sepak bola Internasional, Christiano Ronaldo atau yang kerap disapa CR7, pemain professional yang sekarang membela klub raksasa Spanyol, Real Madrid, adalah pemain dengan segudang prestasi. Diboyong dari Manchaster United dengan banderol 94 juta Euro, adalah harga transfer termahal pemain sepak bola sepanjang masa. Jika dirupiahkan maka Real Madrid membayar 1,1 triliun rupiah kepada MU hanya untuk seorang CR7. Angka yang sangat menakjubkan.
Menurut goal.com, selama berkostum Real Madrid, Ronaldo berhasil menyumbangkan 179 gol dalam 176 laga di semua kompetisi. Diantarnya berhasil ia cetak dalam hattrick sebanyak 19 kali. Artinya hampir setiap pertandingan CR7 mencetak gol. Angka yang tidak bisa kita remehkan. Selain itu Ronaldo juga berhasil membawa Madrid mengangkat 3 piala, yaitu piala Copa del Rey 2010-2011, La Liga 2011-2012, dan piala Super Spanyol tahun 2012. Cukup menggambarkan prestasi yang gemilang dari seorang CR7.
Kembali pada Kurikulum 2013. Faktanya, kita bisa melihat bahwa anggaran untuk pengadaan buku (saja) untuk Kurikulum 2013 yang sebesar 1 Triliun ini setara dengan harga transfer Ronaldo ke Real Madrid, sebuah harga transfer pemain sepak bola termahal! Atau jika kita melihat anggaran dana total untuk Kurikulum 2013, maka akan setara dengan pembelian 2 kali Ronaldo.
Sehingga muncul pertanyaan di benak saya, dengan harga yang sebanding tersebut, apakah pencapaian yang akan dihasilkan dengan pengadaan buku baru Kurikulum 2013 ini secemerlang pencapaian Ronaldo bersama Real Madrid? Kalau Ronaldo bisa mencetak 179 gol ke gawang lawan, kemudian apakah pengadaan buku baru Kurikulum 2013 bisa menghasilkan gol, setidaknya satu gol saja, menjadikan kualitas pendidikan Indonesia lebih baik?
Pertanyaan tersebut muncul karena melihat fenomena pergantian kurikulum di Indonesia yang sudah-sudah tidak memberikan perubahan yang berarti bagi kualitas pendidikan kita. Beberapa fakta menunjukkan memang kualitas pendidikan kita sudah lebih baik, tapi kebanyakan bukan karena naskah kurikulum. Kualitas guru, infrastruktur yang mendukung, atau sistem pendidikan sekolah yang secara mandiri mendidik akhlak dan kedisiplinan. Kemudian untuk pengadaan buku untuk kurikulum baru, kebanyakan buku-bukunya hanya setia nangkring di rak-rak buku perpustakaan sekolah sampai berdebu. Ianya kalah menarik dengan text book yang dibuat oleh lembaga-lembaga swasta sehingga siswa lebih memilih buku-buku dari swasta tersebut. Dinilai kurang menarik dan interaktif sehingga untuk membukanya saja enggan.
Hal tersebut seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi pemerintah, khususnya Kemendikbud, untuk mengevaluasi kualitas buku-buku pelajaran Kurikulum 2013. Pemerintah tentunya punya dong orang-orang berkualitas dibidangnya yang bisa membuat buku-buku yang menarik dan interaktif? Atau jika memang terpaksa belum ada, bisa dong dengan anggaran sebesar itu mengusahakan untuk mengadakan SDM berkualitas yang menangani pengadaan buku itu? Kalau swasta aja bisa, seharusnya pemerintah dengan segudang sumber daya kudu lebih bisa.
Sehingga patut kita tunggu pencapaiannya, apakah Kuruikulum 2013 memang benar-benar bisa memberikan setidaknya perubahan yang signifikan dalam dunia pendidikan di Indonesia? Atau setidaknya apakah buku-buku barunya akan menjadi idola para siswa sebagai buku pegangan untuk belajar di sekolah maupun di rumah? Berita terakhir dari media mengatakan Februari 2013 ini adalah deadline selesainya buku baru Kurikulum 2013. Entah tepatnya kapan belum bisa dipastikan. Kabarnya juga buku baru ini akan menghilangkan dualitas antara text book dan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang selama ini dieluh-eluhkan wali murid. Sudah ada buku paket, kok masih saja disuruh beli LKS?
Seperti apa kiprahnya? Secemerlang CR7 kah? Kita nantikan! =)
Sumber:
http://indonesiarayanews.com/news/nasional/01-31-2013-14-01/buku-kurikulum-2013-dideadline-februari-kelar
http://pks.or.id/content/buku-pelajaran-kurikulum-baru-jangan-cuma-asal-jadi
Berbicara anggaran dana pendidikan, menurut beberapa artikel dari sumber yang cukup terpercaya, bahwa anggaran dana yang disiapkan untuk Kurikulum 2013 ini mencapai sekitar 2,4 Triliun rupiah. Nilai uang yang tidak bisa kita bilang sedikit. Banyak? Nggak, tapi banyak banget! Sementara dari 2,4 T itu, sekitar 1 Triliun lebih dianggarkan untuk pengadaan buku baru Kurikulum 2013, menurut rencana awal penganggaran. Hampir separo atau bahkan lebih dari total anggaran. Sehingga, tentunya masyarakat Indonesia, khususnya yang berkecimpung di bidang pendidikan berharap banyak, dengan dana sebanyak itu masa depan pendidikan di Indonesia kudu lebih ciamik dan membawa hasil yang real kepada perbaikan kualitas pendidikan.
Menilik sebentar ke kancah sepak bola Internasional, Christiano Ronaldo atau yang kerap disapa CR7, pemain professional yang sekarang membela klub raksasa Spanyol, Real Madrid, adalah pemain dengan segudang prestasi. Diboyong dari Manchaster United dengan banderol 94 juta Euro, adalah harga transfer termahal pemain sepak bola sepanjang masa. Jika dirupiahkan maka Real Madrid membayar 1,1 triliun rupiah kepada MU hanya untuk seorang CR7. Angka yang sangat menakjubkan.
Menurut goal.com, selama berkostum Real Madrid, Ronaldo berhasil menyumbangkan 179 gol dalam 176 laga di semua kompetisi. Diantarnya berhasil ia cetak dalam hattrick sebanyak 19 kali. Artinya hampir setiap pertandingan CR7 mencetak gol. Angka yang tidak bisa kita remehkan. Selain itu Ronaldo juga berhasil membawa Madrid mengangkat 3 piala, yaitu piala Copa del Rey 2010-2011, La Liga 2011-2012, dan piala Super Spanyol tahun 2012. Cukup menggambarkan prestasi yang gemilang dari seorang CR7.
Kembali pada Kurikulum 2013. Faktanya, kita bisa melihat bahwa anggaran untuk pengadaan buku (saja) untuk Kurikulum 2013 yang sebesar 1 Triliun ini setara dengan harga transfer Ronaldo ke Real Madrid, sebuah harga transfer pemain sepak bola termahal! Atau jika kita melihat anggaran dana total untuk Kurikulum 2013, maka akan setara dengan pembelian 2 kali Ronaldo.
Pertanyaan tersebut muncul karena melihat fenomena pergantian kurikulum di Indonesia yang sudah-sudah tidak memberikan perubahan yang berarti bagi kualitas pendidikan kita. Beberapa fakta menunjukkan memang kualitas pendidikan kita sudah lebih baik, tapi kebanyakan bukan karena naskah kurikulum. Kualitas guru, infrastruktur yang mendukung, atau sistem pendidikan sekolah yang secara mandiri mendidik akhlak dan kedisiplinan. Kemudian untuk pengadaan buku untuk kurikulum baru, kebanyakan buku-bukunya hanya setia nangkring di rak-rak buku perpustakaan sekolah sampai berdebu. Ianya kalah menarik dengan text book yang dibuat oleh lembaga-lembaga swasta sehingga siswa lebih memilih buku-buku dari swasta tersebut. Dinilai kurang menarik dan interaktif sehingga untuk membukanya saja enggan.
Hal tersebut seharusnya bisa menjadi pelajaran bagi pemerintah, khususnya Kemendikbud, untuk mengevaluasi kualitas buku-buku pelajaran Kurikulum 2013. Pemerintah tentunya punya dong orang-orang berkualitas dibidangnya yang bisa membuat buku-buku yang menarik dan interaktif? Atau jika memang terpaksa belum ada, bisa dong dengan anggaran sebesar itu mengusahakan untuk mengadakan SDM berkualitas yang menangani pengadaan buku itu? Kalau swasta aja bisa, seharusnya pemerintah dengan segudang sumber daya kudu lebih bisa.
Sehingga patut kita tunggu pencapaiannya, apakah Kuruikulum 2013 memang benar-benar bisa memberikan setidaknya perubahan yang signifikan dalam dunia pendidikan di Indonesia? Atau setidaknya apakah buku-buku barunya akan menjadi idola para siswa sebagai buku pegangan untuk belajar di sekolah maupun di rumah? Berita terakhir dari media mengatakan Februari 2013 ini adalah deadline selesainya buku baru Kurikulum 2013. Entah tepatnya kapan belum bisa dipastikan. Kabarnya juga buku baru ini akan menghilangkan dualitas antara text book dan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang selama ini dieluh-eluhkan wali murid. Sudah ada buku paket, kok masih saja disuruh beli LKS?
Seperti apa kiprahnya? Secemerlang CR7 kah? Kita nantikan! =)
Sumber:
http://indonesiarayanews.com/news/nasional/01-31-2013-14-01/buku-kurikulum-2013-dideadline-februari-kelar
http://pks.or.id/content/buku-pelajaran-kurikulum-baru-jangan-cuma-asal-jadi