Berawal dari twit salah seorang adik angkatan yang menyebutkan kata yang tidak saya mengerti artinya. Kurang lebih begini yang dia katakan " kan pake cempal "...
Yap, "cempal". Opo kuwi??
Belum pernah tau dan belum pernah dengar. Sehingga rasa penasaran saya membuat the power of kepepet untuk mencari tau di mbah google.
Awalnya saya mengira "cempal" adalah sejenis perkakas yang terbuat dari logam atau sejenisnya yang bentuknya nggak banget. Hwahaha.

Ternyata berbeda seratus delapan puluh derajat dengan apa yang saya fikirkan. Cempal adalah nama keren untuk pegangan panci. Sejenis kain yang digunakan untuk melindungi tangan dari rasa panas yang ditimbulkan alat-alat dapur seperti panci, penggorengan dan sebagainya. Dan apa yang telah ditunjukkan oleh si mbah google akan si Cempal ini betul-betul sedikit mengejutkan saya.























Unik dan menarik bukan?? (menurut saya sih begitu).
Saya pun tertarik untuk memilikinya. =D hehehe

Bagi sebagian orang Jogja tentu sudah tidak asing lagi dengan Jembatan Sardjito II. Atau lebih dikenal orang jembatan Pogung/Teknik. Jembatan yang terletak di sebelah barat Fakultas Teknik UGM ini bisa dibilang bangunan baru yang baru di rilis sekitar awal tahun 2009. Boleh dibilang jembatan ini merupakan shortcut antara jalan kaliurang dan jalan monjali yang sebelumnya harus melewati Jalan AM Sangaji atau Ringroad Utara. Sehingga kehadirannya sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat Jogja khususnya yang tinggal di lingkungan sekitar jembatan tersebut.

Saya sebagai salah satu masyarakat Jogja juga merasa diuntungkan dengan kehadiran jembatan ini. Setidaknya dari tempat saya tinggal tidak harus putar ke ringroad dulu hanya untuk sampai ke jalan monjali. Jembatan ini juga menjadi jalur utama saya jika ingin pergi dari kampus ke tempat bekerja.

Ada satu fenomena yang membuat saya penasaran tentang jembatan ini. Sampai sekarang pun belum tahu apa penyebabnya. Benar atau salah, tidak jelas asal usulnya. Begini ceritanya.

Seperti biasa hampir setiap hari saya bekerja di salah satu Bimbel di Jogja yang terletak di depan Terminal Jombor. Dan seperti biasa pula kalau saya pergi dari kampus menuju ke tempat kerja, jalur yang saya pilih selalu lewat jembatan teknik. Begitu pula jika sebaliknya, Jombor ke kampus.

Suatu sore saya melewati jembatan teknik arah dari barat ke timur menuju ke kampus dengan belalang tempur saya. Di pertengahan jembatan saya merasakan ada seperti cipratan air mengenai muka saya. Mendung memang ketika itu. Tapi sungguh hanya sekilas aja. Setelah itu ya biasa aja. Saya fikir ketika itu hanya gerimis lokal. Ya sudah lah, lupakan saja.

Beberapa hari berikutya melakukan hal yang sama, dan saya pun merasakan hal yang sama. Ketika itu hari sudah petang dan bintang-bintang terlihat bertaburan di langit (yang artinya langit sedang tidak berawan alias mendung). Perasaan tidak enak mulai hinggap di benak saya. Lalu apa kalau bukan gerimis?? Namun ketika itu di sekitar pinggir jembatan sedang ada keramaian anak-anak muda. Entah sedang apa mereka. Dan saya pun berfikir lagi, mungkin mereka sedang main air yang akhirnya percikan air itu mengenai muka saya.

Klimaksnya 3 hari yang lalu. Yap, hal yang sama terjadi lagi. Dan kali ini benar-benar tidak ada alasan. Cuaca cerah panas, dan tidak ada seorangpun di sekitar jembatan. Saya yang dengan pedenya melintasi jembatan itu betul-betul kehabisan akal. Haruskah saya berfikir nonsense??

Lantas, itu air apa ya?? Ada yang pernah merasakan hal yang sama??
>,<